
Workshop Penyusunan Rencana Aksi Menuju Sekolah Penggerak
Workshop Penyusunan Rencana Aksi Menuju Sekolah Penggerak
Memasuki tahun ke-2 POP Yayasan IRCOS Indonesia menggelar workshop penyusunan rencana aksi menuju sekolah penggerak. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta yang terdiri dari 21 orang pengawas sekolah, 60 orang kepala sekolah, 360 orang guru dan 120 orang komite sekolah. Workshop dibagi dalam 3 kelompok besar dengan masing2 kelompok berdurasi 2 hari. Hari pertama, workshop dilaksanakan di Hotel Trio Magelang dan hari kedua dilaksanakan di masing2 sekolah. Hari pertama ada 3 sesi utama, yaitu paparan umum penyusunan rencana aksi, sesi kedua review materi pelatihan dan RTLnya, dan sesi ketiga adalah penyusunan rencana aksi yg terintegrasi masing2 sekolah. Sedangkan hari kedua yg dilaksanakan di sekolah masing2 adalah finalisasi dan persiapan teknis pelaksanaan rencana aksi.
Seluruh rangkaian pelaksanaan workshop masing2 sekolah didampingi oleh Fasda yg bertugas sbg fasilitator dan pendamping sekolah. Hadir juga para narasumber pelatihan sesuai dg keahliannya dalam bidang MBS (Managemen Berbasis Sekolah) untuk Pengawas Sekokah, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Pembelajaran Aktif (dengan mapel IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia) untuk guru tingkat tinggi (kelas 4,5 dan 6), Literasi dan Numerasi untuk guru tingkat bawah (kelas 1,2 dan 3). Review materi dan RTLnya dilakukan dalam mengevaluasi kesesuaian antara unit2 dalam pelatihan dan RTL yang dilaksanakan di lapangan. Apakah seluruh unit dalam modul pelatihan sudah dilaksanakan semua. Apakah yang sudah dilaksanakan telah mencapai tujuan, target dan kompetensi yang dikehendaki.
Diantara sekian unit mana yang belum dilaksanakan RTLnya dan apa faktor yg menyebabkannya. Bagaimana capaian secara umum RTL yang sudah dilakukan. Beranjak dari evaluasi tersebut, para peserta melakukan evaluasi diri dan mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan pelaksanaan RTL dan menyusun kembali RTL masing2 unit sesuai dengan modul pelatihan/workshop. Kemudian peserta berkumpul sesuai dengan sekolah masing2 yang terdiri dari Kepala Sekokah, Guru dan Komite untuk menyusun rencana aksi terintegrasi menuju sekolah penggerak. Sedangkan Pengawas Sekokah melakukan supervisi kepada stakehokder sekolah wilayah binaannya. Integrasi rencana aksi ini perlu dilakukan agar ada kesatuan pemahaman, persepsi dan gerak langkah seluruh stakeholder sekokah. Hasil akhir dari workshop ini adalah tersusunnya rencana aksi menuju sekolah penggerak yang terintegrasi di masing2 sekolah, serta kesiapan teknis pelaksanaan rencana aksi tersebut.
Operasionalisasi rencana aksi tersebut dimulai dengan pendekatan lesson study. Lesson studi merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan saling membantu untuk membangun masyarakat belajar. Lesson study bukan metode pembelajaran atau strategi pembelajaran, melainkan dalam lesson study dapat dipilih dan diterapkan berbagai metode/strategi pembelajaran atau materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, atau masalah pembelajaran yang dihadapi siswa dan pendidik. Diharapkan peserta mampu membangun komunitas belajar guru sehingga dapat membangun budaya saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, dan saling menahan ego.