top of page
WhatsApp Image 2023-02-25 at 10.25.13 (1).jpeg

Workshop Lesson Studi dan Diseminasi Kegiatan POP 2023 

Kegiatan Workshop Lesson Study dan Diseminasi Kegiatan Program Organisasi Penggerak (POP) kerjasama antara KEMENDIKBUD RISTEK dengan Yayasan IRCOS Indonesia dilaksanakan dalam upaya memberikan pembekalan kepada 60 Sekolah Dasar atau 360 peserta sasaran program POP yang teridiri dari 60 Kepa Sekolah, 120 Komite, 21 Pengawas Sekolah, dan 360 Guru Kelas Awal (Literasi dan Numerasi serta Guru Kelas Tinggi mapel (Bahasa Indonesi, IPA dan Matematika) yang tersebar dari kelas 1 sampai kelas 6.

Kegiatan Workshop Lesson Study dan Diseminasi Kegiatan Program Organisasi Penggerak (POP) juga dihadiri oleh PLT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang, Pembina Yayasan IRCOS Indonesia, Direktur Yayasan Ircos Indonesia, dan beberapa pejabat dari Dinas Pendidikan Kab. Magelang.

Acara Workshop dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya, dan dilanjudkan dengan sambutan oleh Pembina Yayasan IRCOS Indonesia dan PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang. Beberapa hal yang disampaikan oleh Pembina Yayasan IRCOS Indonesia (Saidah Sakwan, MA) adalah pentingnya mempersiapkan generasi saat ini menjadi generasi pemenang, generasi tangguh, generasi unggul yang mampu beradaptasi dengan tantangan dan perubahan zaman saat ini dan yang akan datang.

 

Setelah kegiatan workshop lesson study dan diseminasi dibuka secara resmi oleh PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang (Nanda Cahyadi Pribadi) maka kegiatan tersebut dilanjudkan dengan Workshop yang dipimpin oleh Direktur Yayasan IRCOS Indonesia (Drs. Syamsuddin, M.A.) dan didampingi oleh Kordinator Program (Baharudin Noveriyanto, S.Kom, M.Ikom). Pada Kegiatan ini Peserta Kegiatan diberikan pembekalan terkati dengan perannya sebagai sekolah penggerak, yang mana, sekolah Penggerak adalah sekolah yang dapat menggerakkan sekolahsekolah lain. Sekolah Penggerak bisa menjadi panutan, tempat pelatihan, dan juga inspirasi bagi guru-guru dan kepala sekolah lainnya.

Sekolah Penggerak idealnya memiliki empat komponen.

Pertama, Kepala Sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru
dalam mengajar (instructional leader).

Kedua, Guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa (teach at the right level).

Ketiga, siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, kolaboratif (gotong royong), dan berkebhinekaan global.

Keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa (Kompas.com, 03/03/2020).

Sebagaimana pendekatan Pengembangan Sekolah secara Menyeluruh/Whole School Developmen Approach(MBS, Pembelajaran Aktif & Literasi-Numerasi-Inklusi) yang telah diberikan kepada 60 sekolah melalui kegitan workshop yang telah dilakukan pada tahun pertama kegiatan POP,  yang dilanjudkan dengan membuat rencana tindak lanjut dan  implementasi rencana tindak lanjut pada tahun yang ke-dua, maka pada tahun yang ke-tiga ini kami mendorong dan menargetkan seluruh peserta sasaran POP Mulai dari kepala sekolah, guru, komite sekolah dan pengawas sekolah telah matang dan siap saling bekerjasama untuk menjadi Sekolah Penggerak, serta mampu mendesiminasikan (menularkan) praktek baik yang telah dilakukan disekolahnya kepada 300 sekolah sasaran pengimbasan yang ada disekitar sekolah sasaran program pada forum yang ada serta menciptakan forum-forum baru untuk menularkan praktek baik yang sudah dilaukan. 

300 Sekolah sasaran yang menjadi pengimbasan program POP ini selanjudnya akan dibagai dengan 60 sekolah yang telah menjadi sasaran pogram, segingga masing-masing sekolah peserta POP, berkewajiban mendesiminasikan/melakukan pengimbasan kepada 5 sekolah disekitarnya.

bottom of page